Resensi cerpen
Merupakan cuplikan dari suatu cerpen tertentu, untuk pembelajaran hari ini mengambil cerpen dari terbitan Suara Merdeka, yang mana di edisi akhir minggu mengeluarkan sajian mengenai satra baik, puisi atau cerpen. Resensi jugamerupakan tindak lanjut dari sebuah apresiasi dengan melakukan sebuah penelitian, dalam hal ini menggunakan pendekatan sebuah teori yaitu teori semiotika. Untuk lebih jelasnya simak ulasannya dibawah ini mengenai Resensi cerpen " Lantai9 malam-malam".
Judul :
Lantai 9 Malam-malam
Pengarang : Budi Maryono
Penerbit : Suara Merdeka
Edisi :
5 Juni 2011
Re dan La adalah
pasangan suami istri yang di karuniai dua buah hati yang bernama Lu dan Ka. La
dan kedua anaknya diusir dari rumah kemudian meninggal dunia sampai arwahnya
menghantui kehidupan Re. saat itu Re naik lift menuju lantai 9, ia melihat
seorang perempuan duduk di sofa sambil ngopi dan sebatang rokok di kedua
bibirnya. Setiap Re pulang ia selalu melihat wanita tersebut dengan senyum yang
begitu menggoda. Pada suatu ketika perempuan tersebut naik lift bersama Re,
saat itu mereka tidak saling ngobrol hanya diam, akan tetapi beberapa menit
kemudian mereka berciuman tanpa suatu alas an yang jelas, mereka larut dalam
hawa nafsu yang menggebu. Akan tetapi Re lebih suka melihat ia tersenyum dari
pada mereka berciuman tanpa alasan.
suatu ketika mereka
kembali bertemu dengannya di lift akan tetapi seperti tidak ada yang terjadi
apa-apa. Saat mereka keluar Re melihat gadis yang biasa ia lihat dengan duduk sambil
ngopi dan merokok tepat didepannya, sehingga ia merasa kebingungan, orang yang
berasama di lift itu siapa. Sehingga Re merasa ketakutan. Berkali-kali La
tergoda untuk membunuhnya tapi berkali-kali pula godaan itu kusingkirkan.
Seberapa berkobar pun kesumat dalam dadaku, mati tetap terlalu simpel untuk Re,
terlalu ringan, tidak menyiksa, tidak sepadan dengan apa yang dia lakukan
terhadapku. Bertahun-tahun. Bahkan cuma dalam fiksi sekalipun. Jadi biarlah dia
tercekik begitu selamanya.
4.6.2
Alur
Dalam cerita pendek yang berjudul
“Lantai 9 Malam-malam” menggunakan Alur
Maju, diceritakan saat La dan Re masih bersama sampai mereka harus berpisah
karena Re selingkuh. Dan kematian La dan kedua anaknya dan menghantu Re.
Bagian
Awal, diuraikan mengenai nasib La dengan kedua anaknya Lu dan Ka. Karena
sudah tidak kuat melihat suaminya selingkuh dan sering pulang malam, sehingga
akan pergi dari kehidupannya. Re selingkuh sehingga pertengkaran hebat dimulai,
seperti penggalan kalimat dibawah ini :
…Re
memutuskan untuk keluar dari kamar hotel yang dia tinggali tiga hari ini…
Bagian
Tengah, diuraikan tentang keadaan Re yang tidak sembuh dari
penyakit suka bermain perempuan, pernyataan ini ditujuan ketika melihat seorang
wanita yang duduk di sofa dengan kopi di mejanya. Suatu ketika mereka juga bercumbu
tanpa suatu alasan. Seperti penggalan kalimat dibawah ini:
…membangkitkan
keisengan hingga dia dan perempuan itu berciuman…
Bagian
Akhir, diuraikan tentang penjelmaan sesosok perempuan yang
biasa ia lihat ketika Re mau kembali kemarnya yaitu di lantai 9 adalah arwah
dari La dan Kedua anaknya Lu dan Ka. Mereka menampakkan karena mempunyai tujuan
akan membalas dendam atas perlakuan terhadap La, Lu, Ka. Akan tetapi tidak
untuk membunuhnya melainkan agar Re tercekik ketakutan. Seperti penggalan kalimat dibawah ini:
…Re melihat La
sedang membaca buku di atas ranjang, diapit Lu dan Ka yang telah lelap…
Ending,
dalam
cerita ini yang menegaskan bahwa cerita ini sudah berakhir ketika pembalasan La
terhadap Re sudah terpenuhi dan terdapat kata Selamanya yang bermaksut bahwa Re akan
tercekik dengan tatapan kosong tak bertujuan karena perasaan takut. Sehingga
pembaca tidak akan muncul pertanyaan lagi.
4.6.3
Penokohan
Tokoh Sentral : La
Tokoh
Pendukung : Re,
Lu, Ka
Penokohan La, seorang
perempuan yang kuat dalam menghadapi cobaan, ketika ia tahu suaminya selingkuh.
La juga terlihat seorang perempuan yang tidak kenal putus asa, ketika ia harus
mencukupi kebutuhan kedua anaknya. Sikap La termasuk wanita pada umumnya ketika
mengetahui suaminya selingkuh pasti ia cemburu bahkan sampai mengakibatkan
perceraian. Pernyataan yang menunjukan suatu ketegaran dalam menghadapi
kerasnya suatu kenyataan pahit tersebut seperti pada penggalan kalimat sebagai
berikut :
…kemudian
berjalan menjauh dari rumah bersama dua buah hati mereka, Lu dan Ka…
Penokohan Re, suami
yang tidak setia …hingga membunuh hasrat
sendiri untuk mengembara malam-malam…, tidak bertanggung jawab …La yang kemudian berjalan menjauh dari rumah
bersama dua buah hati mereka, Lu dan Ka…, Selain itu juga menyebabkan
kematian La, Lu, dan Ka karena di terlantarkan di jalanan (mungkin) sebab
kepergian mereka tidak di paparkan secara jelas.
Topeng adalah
kedok penutup muka yang mengartikan bahwa Re menyimpan suatu kebohongan kepada
La. Ketika kaca yang retak menandakan bahwa kebohongan Re sudah diketahui oleh
La sehingga timbul suatu pertengkaran yang menyebabkan perpisahan.
Penokohan Lu dan Ka,
penokohan Lu dan Ka tidak begitu di paparkan oleh pengarang melainkan yang
ditampilkan hanya mereka anak manis, seperti penggalan sebagai berikut:
…dua anak manis itu…
Ketika nama-nama
tokoh kalau di gabungkan menjadi Re-La-Lu-Ka,
menyimbolkan bahwa kerelaan dari La-Lu-Ka
atas perlakuan Re (ayah) yang menelantarkan, bahkan mengusir dari rumah.
4.6.4
Tema
Pengarang
tampaknya ingin menyampaikan bahwa setiap orang tua (ayah) janganlah menyakiti
dan menyiakan istri dan anak karena ini termasuk suatu kewajiban. Walaupun
kedua anak tersebut bukan darah dagingnya sendiri, kini semua adalah sebuah
amanat yang harus diterima dan emban. Tidak ada wanita yang mau diduakan
apalagi dimadu istilah orang jawa “Wayu”. Dalam cerita pendek “Lift 9
Malam-malam” pengarang juga hendak menyampaikan jangan sekali mengedepankan
hawa nafsu (birahi) tanpa memikirkan dampak dari segala perbuatan yang sudah
dilakukan.
Secara tidak langsung juga tersimpan
kandungan tentang ketaatan seorang istri terhadap suami seperti riwayat Ibnu Hibban hadits dari Abu Hurairah
Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
"Apabila wanita menunaikan shalat lima waktu, puasa sebulan (Ramadhan),
menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya; maka disampaikan kepadanya:
masuklah surga dari pintu mana saja yang kamu mau." (Dishahihkan Al-Albani
dalam Shahih al-Jami', no. 660).
Akan tetapi dalam hadist tersebut
suami tidak menggunakan kewenangannya terhadap istri untuk menyakiti, mengabaikan
kebijajakan dan kewajiban seorang suami.
4.6.5
Setting
1.
Kamar
Diceritakan
ketika Re mencintai La tidak ada syarat. Maksut yang tersirat bahwa La sudah
mempunyai dua anak kecil yang manis. Mereka berbincang-bincang dan akhirnya
mereka melakukan hubungan suami istri tanpa percikan darah (tidak perawan)
Istilah orang jawa “Rondho” (sudah memiliki anak).
Demikian Resensi cerpen " Lantai9 malam-malam", bagi anda yang masih penasaran dalam resensi cerpen dan dunia analisis cerpen bisa anda lihat beberapa pembelajaran mengenai itu, disini...!!!
Demikian Resensi cerpen " Lantai9 malam-malam", bagi anda yang masih penasaran dalam resensi cerpen dan dunia analisis cerpen bisa anda lihat beberapa pembelajaran mengenai itu, disini...!!!
No comments:
Post a Comment