bagi teman-temanku yang tentunya sebagai pecinta sastra, apabila temanku sekalian ingin mencari
sebuah kajian mengenai Unsur Intrinsik pada cerpen, kali ini admin ini mempostingkan hal tersebut,
semoga bermanfaat tentunya.
1
Sinopsis
Judul
: Awang Uwung
Pengarang : Adi Ekopriyono
Penerbit : Suara Merdeka
Edisi :
13 Februari 2011
Seseorang yang mendekati sakaratul maut merasakan sesuatu, pada awalnya gelap gulita. Tiba-tiba muncul
warna-warna: hitam, kuning, hijau, ungu, dan abu-abu. Abu-abu lalu terlihat
sangat dominan, hanya degradasinya yang berubah-ubah: kuat-lemah, kuat-lemah,
berganti-ganti. Getaran yang mengalir itu sampai ke bagian dadaku. Sejenak berhenti,
kemudian aku merasakan getaran itu membawa jiwaku naik ke otak. Aku merasakan
suatu konflik yang dahsyat berkecamuk di dalam otakku. Terjadi tarik-menarik
yang sama-sama kuat.
Pertarikan inilah antara jiwa dan
roh, yang mana sang pemilik jiwa belum siap dan belum ikhlas tentang ketentuan
Tuhan Yang Maha Esa ketika menarik yang sudah waktunya kembali. Semua orang
munafik, karena mereka bilang mampu padahal dia tidak mampu, dia bilang kuat
padahal lemah. Akan tetapi masa itu terlewati karena Tuhan memberikan
kesempatan untuk menebus, merubah, memperbaiki segala kekurangan didunia agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa. Berserah diri karena Tuhan Yang Maha
Esa yang mengatur segala kejadian didunia seperti mati, rizki, jodoh dan
hal-hal terkecil lainnya.
2
Alur
Cerita pendek yang
berjudul Awang Uwung menggunakan alur maju, diceritakan secara detail dari awal
sampai akhir ketika orang tersebut diberi kesempatan untuk merubah dan
memperbaiki kesalahan yang sudah dibuat didunia.
Bagian
Awal, diceritakan mengenai keadaan Aku yang gelap gulita, meluncur bagaikan jetcoster tubuhnya gemeteran
dan sempat mengatakan …jangan Kau ambil
nyawaku… Ia mengajukan permohonan agar tidak dicabut nyawanya karena masih
mempunyai tanggung jawab anak-istri dan pekerjan kantor.
Bagian
Tengah, diceritakan secara mendalam keadaan ketika mendekati
sakkarotul maut. Keikhlasan dan keprasahan seseorang akan menjadikan
perjalananmu menuju Sang Kholik lebih Khusnul
khotimah. Seperti penggalan kalimat dibawah ini yang dapat membuktikan
pernyataan tersebut :
…Aku merasakan
kedamaian, keteduhan, dan ketenteraman yang tiada batas, yang belum pernah aku
alami. Jiwaku damai, jiwaku teduh, jiwaku tenteram…
Bagian
Akhir, diceritakan hal-hal yang menyebabkan seseorang
menjadi munafik, dan Tokoh Aku takut
suatu saat nanti ia sulit untuk masuk surga. Karena sudah terbuai dengan
keduniawian,ketamaan,kerakusan. Seperti penggalan kalimat dibawah in :
…sebaiknya
tidak terikat pada keduniawian” tapi takut meninggalkan dunia. Dasar manusia
penakut dan munafik!” Suara itu mengiang-ngiang…
…pada kenistaan manusia yang lemah dan sok tahu…
Ending,
pengarang
menggunakan pengaluran yang tertutup karena didalam penggalan kalimat sebagai
berikut mengandung arti bahwa sesungguhnya apa yang kita lakukan Tuhan
mengetahuinya, tapi kita tidak ada rasa malu ataupun suatu penyesalan :
…Aku ada di
sini, tapi kamu tak pernah mampu menjangkau-Ku.” Aku merasakan suara itu…
Ini
membuktikan bahwa cerita tersebut memang telah ditutup, diakhiri, tamat tidak
ada sambungannya lagi. Tetapi menimbulkan ‘continue story’ dalam benak
pembacanya. Mungkin apakah tokoh Aku dapat
berubah ketika kesempatan untuk memperbaiki kelakuannya didunia.
3
Penokohan
Tokoh Sentral : Aku ( penulis, pembaca )
Tokoh Pendukung : anak, istri
Penokohan
Aku, menerangkan bahwa tingkat keimanan kepada Tuhan YME
lemah, karena ketidak siapan dirinya ketika kematian akan menjemputnya, hal
yang membuktikan pernyataan ini dilihat dari penggalan kalimat dibawah ini :
…sebaiknya tidak terikat pada keduniawian” tapi
takut meninggalkan dunia. Dasar manusia penakut dan munafik!” Suara itu
mengiang-ngiang…
Tokoh
aku adalah seorang munafik apa yang dikatakan tidak sama yang diterapkan,
seperti ia bersikap pasrah akan tetapi sebenarnya tidak pasrah, karena ketika
nyawanya akan diambil rasa takut
menyelimuti.
Kepalan
tangan adalah Indeks dari jantung,
apakah masih berdetak atau berhenti. Perasaan takut yang ditampilkan oleh tokoh
Aku. Dalam teks selalu menyertakan …Nyawaku seukuran kepalan tangank… Ukuran jantung seseorang adalah
sebesar kepalan tangannya sendiri. Akan tetapi pada sisi lain, selain karakter
orang yang munafik, ia juga tergolong seorang bapak yang bertanggung jawab
terhadap anak dan istrinya. Ketika ia menyebut bahwa aku masih mempunyai
tanggung jawab terhadap anak dan istri “tolong
jangan kau ambil nyawaku”.
Penokohan anak,istri. Hampir
tidak sering disinggung dari karakternya, hanya dalam direct narator (cerita
langsung dari pengarang) ketika tokoh Aku
akan diambil nyawanya yang sempat menyebut nama anak dan istri.
4
Tema
Semua makhluk hidup pasti akan
mengalami kematian, seperti tumbuhan, hewan dan manusia. Secara mendetail
bagian ini mengkaji tentang Manusia, karena tergolong makhluk hidup paling sempurna
dari pada lainnya, karena dilengkapi budi pekerti, akal fikiran untuk bisa
membedakan antara baik dan buruk, antara yang harus dikerjakan dengan hal yang
harus ditinggalkan.
Akan tetapi zaman sekarang mengakibatkan
pola fikir, cara pandang manusia semakin berbeda. Hal-hal baru dicoba, bukan
suatu penemuan atau karya melainkan suatu hal yang dilarang agama dan juga negara.
Seperti narkoba, seks bebas, tawuran tingkat pelajar. Semua ini dilakukan
karena berubahnya peradaban masyarakat sekitar yang meniru dan bergaya seperti orang
barat seperti dalam berpakaian, tingkat sopan santun antar sesama dan bahkan
tindak tutur dimasyarakat sudah berubah, hanya ada kata free kebebasan dengan kata lain “semau gue”.
Dalam cerita
pendek Awang Uwung pengarang hendak menyampaikan bahwa kesiapan seseorang
menghadapi sakkarotul maut hanya bisa diukur oleh tingkat ketebalan iman dan
taqwa seseorang kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pengarang
juga hendak menyampaikan sikap pasrah bukan berarti menyerah, akan tetapi
berusaha semampu kita selain itu janganlah terlalu memikirkan duniawi
harus diimbangi antara akhirat.
5
Setting
Dalam cerita ini tidak terlalu jelas tempat
kejadian suatu perkara, akan tetapi penulis menulusuri tentang keadaan
seseorang ketika mendekati sakkarotul maut biasanya terjadi ditempat tidur, dirumah
atau rumah sakit juga tidak tampak dalam penggalan kalimat. Yang jelas bahwa
seolah olah pembicaraan tokoh aku terjadi dalam hati dan fikirannya sendiri
(konflik batin). Hal ini termasuk simbol
suatu percakapan antara manusia dengan Tuhan.
1 comment:
Lucky 15 Casino - HARTFORD, MA - Hendon Mobhub
Lucky 15 Casino · Casino Bonus Codes: $50 free 광주 출장안마 + 하남 출장마사지 $200 deposit 울산광역 출장안마 match · 안산 출장안마 Casino Games: 3.20+ slots, 파주 출장샵 table games, video poker, keno, bingo · Jackpot
Post a Comment