Sinopsis
Yang membuat
keputusan adalah seorang ayah secara sepihak anak perempuannya yang bernama
Yusna dijodohkan dengan Rendi, anak pegusaha sukses yang berasal dari minang.
Sutan Bahari (ayah Rendi) dikarenakan pernah menanamkan budi baik pada keluarga
Yusna. Tetapi, Yusna tidak ingin dirinya dijodohkan, sehingga menjelang hari
pernikahannya Yusna memilih untuk kabur dari rumah.
Unsur Intrinsik
1. Tema
: Perjodohan
2. Alur
: Maju
a.
Pengenalan : Yusna memiliki keiginan yang
bertentangan dengan ayahnya.
b.
Penampilan
Masalah : Ayah membuat keputusan secara
sepihak untuk meminangkan seorang pria yang belum dikenal oleh Yusna.
c.
Klimak
d.
Penurunan Masalah :Tiba-tiba Yusna mendapatkan pemikiran
licik yang akan membalikkan dua takdir antara dirinya dan saudara kandungnya,
Isabella.
e.
Penyelesaian :Saat pernikahan tiba, Yusna
melarikan diri dari pernikahan itu.
3. Latar
a. tempat
·
Desa
terpencil, Rumah Datuk Malinda, Kamar Yusna, Ruang tamu, Di depan pintu kamar
Yusna
b. waktu
·
Hari Jum’at
siang
c. suasana
·
Tegang, Sedih,
Gaduh,
4. Tokoh dan penokohan
a. Ayah :
·
Bijaksana,
bukti:
“Yusna, Ayah pernah berutang budi
pada Sutan Bahari, kau tahu, bukan, kata pepatah kito, budi tak boleh dilupakan
sampai mati, Sutan Bahari menginginkan menantu berdarah minang dan secara adat
meminta kesediaan Ayah untuk melamarkan putra sulungnya untukmu. Ayah pikir
Rendi cocok denganmu, toh setelah menikah kau tetap bisa melanjutkan kuliahmu
di jurusan hukum. Sutan Bahari secara khusus menawarkan untuk membiayai
kuliahmu. Pikirkan jo baik-baik, usiamu alah 23 tahun, sudah waktunya untuk
menikah. Kau anak Ayah yang tertua, Isabella masih SMU.” (metode dramatik : pikiran tokoh
dan penggambaran ucapan)
b.
Yusna
:
·
Kasar:
Mendengar suara
adiknya ribut Yusna berteriak dan memaki (metode dramatik : penggambaran perbuatan)
·
Keras
kepala:
“Yusna indak mau jadi nak daro.
Yusna indak mau menikah dengan Rendi!” (metode dramatik : penggambaran ucapan dan pikiran
tokoh)
·
Licik:
Yusna geram.
Suatu gagasan tumbuh didalam pikirannya. Akan membalikkan dua takdir antara
dirinya dan saudara kandungnya, Isabella adalah sebuah gagasan yang di benaknya.
(metode dramatik : penggambaran ucapan dan pikiran tokoh)
c. Mamak-mamak
·
Pemaksa : Yusna
menolak untuk dijodohkan, tapi mamaknya terus mendesak ... (metode dramatik :
penggambaran perbuatan)
d. Isabella
·
Periang: Isabella
memainkan sunting Smbil bernyanyi. (metode dramatik : penggambaran perbuatan)
·
Penurut,
buktinya : Isabella adik Yusna yang penurut. (metode dramatik : penggambaran
perbuatan)
e. Etek Is
·
Pengertian: “Yo,
etek mangerti. Tapi Isabella kan indak tau apo-apo. Janganlah tumpahkan kemarahanmu
padonyo.”(metode dramatik : penggambaran dialog)
f. Nidar :
·
Penyayang:
tiba-tiba perasaan Nidar cemas, dia langsung menggedor pintu dengan keras
didalam tidak ada sahutan Nidar menggedor pintu Nidarpun segera meminta bantuan
untuk mendobrak pintu kepada para bujang. Perasaan yang tertanam di hatinya
adalah kecemasan. (metode dramatik : penggambaran perbuatan)
5. Sudut pandang : Orang ketiga mahatahu
6. Gaya bahasa : Mudah dipahami
7. Amanat :
a.
Kita tidak
boleh melupakan jasa orang lain. Bukti : “........kata pepatah kito, budi tak
boleh dilupakan sampai mati ...”
b. Sebagai makhluk sosial, kita harus
tahu balas budi.
c.
Kita harus
taat dan patuh terhadap orangtua.
d. Kita harus menjaga nama baik
keluarga.
Unsur Ekstrinsik
1. Nilai Sosial
Masyarakat di desa tersebut gemar tolong menolong. Hal
ini dibuktikan dengan masyarakat yang meramaikan rumah Yusna untuk membantu
persiapan pernikahannya. Dan pada saat warga membantu ibu dan adik Yusna
mendobrak pintu kamar.
2. Nilai Budaya
Perjodohan di tengah-tengah masyarakat pada cerpen
tersebut masih marak. Apalagi perjodohan atas dasar hutang budi. Orang tua
Yusna menjodohkan dirinya dengan orang yang belum pernah dikenalinya. Acara
pernikahan yang digelar menggunakan adat Minang.
3. Nilai Ekonomi
Pada cerita tersebut diceritakan ada seorang perantau
sukses. Hal ini dibuktikan dengan kesuksesan Sutan Bahari yang berasal dari
Minang dan telah menjadi pengusaha di Pulau Jawa.
4. Nilai Pendidikan
Pada cerita tersebut ada seseorang yang mementingkan
pedidikannya. Hal ini dibuktikan dengan Yusna yang ingin melanjutkan kuliahnya
di jurusan hukum.
5. Nilai Moral
Pada cerita tersebut ada seorang anak yang tidak
menurut kata orang tua. Hal tersebut dibuktikan dengan Yusna yang memilih untuk
kabur dari rumah karena tidak ingin dijodohkan.
No comments:
Post a Comment