About

Sejarah Kemunculan Cerpen

Sejarah Munculnya Cerpen ( Cerita Pendek ).
Cerita pendek bermula pada tradisi penceritaan lisan yang menghasilkan kisah-kisah terkenal seperti Iliad dan Odyssey karya Homer. Kisah-kisah tersebut disampaikan dalam bentuk puisi yang berirama, dengan irama yang berfungsi sebagai alat untuk menolong orang untuk mengingat ceritanya. Bagian-bagian singkat dari kisah-kisah ini dipusatkan pada naratif-naratif individu yang dapat disampaikan pada satu kesempatan pendek. Keseluruhan kisahnya baru terlihat apabila keseluruhan bagian cerita tersebut telah disampaikan
Bentuk kuno  dari cerita pendek, yakni anekdot, populer pada masa Kekaisaran Romawi. Anekdot berfungsi seperti perumpamaan, sebuah cerita realistis yang singkat, yang mencakup satu pesan atau tujuan. Banyak dari anekdot Romawi yang bertahan belakangan dikumpulkan dalam Gesta Romanorum pada abad ke-13 atau 14. Anekdot tetap populer di Eropa hingga abad ke-18, ketika surat-surat anekdot berisi fiksi k Pada pertengahan abad ke-17 di Perancis terjadi perkembangan novel pendek yang diperhalus, “nouvelle”, oleh pengarang-pengarang seperti Madame de Lafayette. Pada 1690-an, dongeng-dongeng tradisional mulai diterbitkan (salah satu dari kumpulan yang paling terkenal adalah karya Charles Perrault). Munculnya terjemahan modern pertama Seribu Satu Malam karya Antoine Galland (dari 1704; terjemahan lainnya muncul pada 1710–12) menimbulkan pengaruh yang hebat terhadap cerita-cerita pendek Eropa karya Voltaire, Diderot dan lain-lainnya pada abad ke-18.
Cerita-cerita pendek modern muncul sebagai genrenya sendiri pada awal abad ke-19. Contoh-contoh awal dari kumpulan cerita pendek termasuk Dongeng-dongeng Grimm Bersaudara (1824–1826), Evenings on a Farm Near Dikanka (1831-1832) karya Nikolai Gogol, Tales of the Grotesque and Arabesque (1836), karya Edgar Allan Poe dan Twice Told Tales (1842) karya Nathaniel Hawthorne. Pada akhir abad ke-19, pertumbuhan majalah dan jurnal melahirkan permintaan pasar yang kuat akan fiksi pendek antara 3.000 hingga 15.000 kata panjangnya. Di antara cerita-cerita pendek terkenal yang muncul pada periode ini adalah “Kamar No. 6” karya Anton Chekhovarya Sir Roger de Coverley diterbitkan.
Permintaan akan cerita-cerita pendek oleh majalah mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke-20, ketika pada 1952 majalah Life menerbitkan long cerita pendek Ernest Hemingway yang panjang (atau novella) Lelaki Tua dan Laut. Terbitan yang memuat cerita ini laku 5.300.000 eksemplar hanya dalam dua hari.
Sejak itu, jumlah majalah komersial yang menerbitkan cerita-cerita pendek telah berkurang, meskipun beberapa majalah terkenal seperti The New Yorker terus memuatnya. Majalah sastra juga memberikan tempat kepada cerita-cerita pendek. Selain itu, cerita-cerita pendek belakangan ini telah menemukan napas baru lewat penerbitan online. Cerita pendek dapat ditemukan dalam majalah online, dalam kumpulan-kumpulan yang diorganisir menurut pengarangnya ataupun temanya, dan dalam blog. Dan di Indonesia sendiri cerpen masih berkesan masih baru dan mulai dikenal dimasyarakat kita kira-kira setengah abad yang lalu.

Pengertian Cerpen ( Cerita pendek ).
Cerita pendek atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan short story, merupakan satu karya sastra yang sering kita jumpai di berbagai media massa. Namun demikian apa sebenarnya dan bagaimana ciri-ciri cerita pendek itu, banyak yang masih memahaminya.Cerita pendek apabila diuraikan menurut kata yang membentuknya berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut : cerita artinya tuturan yang membentang bagaimana terjadinya suatu hal, sedangkan pendek berarti kisah pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam situasi atau suatu ketika ( 1988 : 165 ).
Menurut Susanto dalam Tarigan (1984 : 176), cerita pendek adalah cerita yang panjangnya sekitar 5000 kata atau kira-kira 17 halaman kuarto spasi rangkap yang terpusat dan lengkap pada dirinya sendiri.
Sementara itu, Sumardjo dan Saini (1997 : 37) mengatakan bahwa cerita pendek adalah cerita atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek).
Dari beberapa pendapat di atas penulis simpulkan bahwa yang dimaksud dengan cerita pendek adalah karangan nasihat yang bersifat fiktif yang menceritakan suatu peristiwa dalam kehidupan pelakunya relatif singkat tetapi padat.

Unsur Intrinsik dan ekstrinsik serta Tipe-tipe dari Cerpen ( Cerita Pendek)
Cerpen dalam karya sastra prosa memiliki unsur-unsur intrinsik yang membangunnya. Hal ini yang perlu diperhatikan adalah unsur-unsur tersebut membentuk kesatuan yang utuh. Dalam hal ini, satu unsur akan mempengaruhi yang lainnya.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini unsur-unsur yang terdapat dalam cerpen yaitu :
Tema : merupakan pokok persoalan yang menjiwai seluruh cerita. Tema diangkat dari konflik kehidupan. Tema menyangkut keseluruhan isi cerita dalam cerpen. Tema dalam cerpen dapat mengangkat masalah persahabatan, cinta kasih, permusuhan, dan lain-lain. Hal yang pokok dalam tema berhubungan dengan sikap dan pengamatan pengarang terhadap kehidupan.
  1.  Plot  : dasar cerita atau pengembangan cerita. Plot merupakan bagian rangkaian perjalanan cerita yang tidak tampak. Jalan cerita dikuatkan dengan hadirnya plot. Plot dengan jalan cerita tidak dapat dipisahkan.
  2. Alur atau rangkaian cerita :  Dalam alur hubungan tokoh bisa rapat yaitu memusat pada satu tokoh; atau renggang yaitu tokoh berjalan masing2.
    Proses alur bisa maju, mundur, atau maju mundur. Penyelessain alur ada alur klimaks dan alur anti klimaks.
  3. Setting : tempat terjadinya cerita.  Dalam sebuah cerita latar belakang dimana pelaku menjalani kehidupan mereka. Pada cerpen tentu latar merupakan hal yang penting. Latar sangat berpengaruh sangat kuat terhadap personalisasi, aksi/tindakan , dan cara berfikir para tokohnya.
  4. Penokohan / perwatakan : tokoh ( pelaku ) cerita dalam terbatas. Berbeda dengan novel yang digambarkan secara mendetail, tokoh dalam cerpen perlu lebih dicitrakan lebih jauh oleh si pembaca. Tokoh digambarkan sebagai tokoh utama (protagonis), tokoh yang bertentangan (antagonis), maupun tokoh pembantu – tapi ini bukan PRT. Penghadiran tokoh bisa langsung dengan cara melakukan deskripsi, melukiskan pribadi tokoh; atau tidak langsung dengan cara dialog antar tokoh.
  5. Sudut pandang ( Point of view ) : yang mendasari tema dan tujuan penulisan. Penghadiran biasa dibagi atas tiga yaitu :
    1. Sudut pandang orang pertama, digunakan pengarang apabila ingin menyampaikan karakter tokoh “ Aku “ secara lebih mendalam hingga kedasarbatinnya.
    2. Sudut pandang orang kedua, ditandai dengan kata “ Kau “ tetapi hal ini jarang terdapat didalam sebuah cerita karena dapat menjadi suatu kejanggalan kecuali sudut pandang orang kedua jamak ( Mereka ).
    3. Sudut pandang orang ketiga, digunakan ketika pengarang ingin menceritakan sejumlah tokoh tanpa harus terhambat jika pendalaman batin tokoh-tokoh itu ingin ia ungkapan kepada pembaca. Biasa ditandai dengan kata “ Dia” atau nama tokohnya.
    4. Gaya bahasa : cara mengunkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperhatikan jiwa dan kepribadian penulis.
    5. Amanat : bagian akhir dari sebuah cerita yang merupakan pesan dari cerita yang dibaca. Dalam hal ini, pengarang menitipkan nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dari cerpen yang dibaca.
Selain unsur intrinsik cerpen terdapat pula unsur ekstrinsik cerpen. Unsure ekstrinsik cerpen merupakan unsure pembentuk karya sastra yang berasal dari luar satra itu sendiri. Unsure ekstrinsik meliputi biografi pengarang, sosial budaya, moral dan agama.
Ada dua tipe cerpen, yaitu cerpen yang ditulis dengan sempurna disebut well made short-story dan cerpen yang ditulis tidak utuh disebut slice of life short-story. Tipe pertama adalah cerpen yang ditulis secara fokus yaitu: satu tema dengan plot yang sangat jelas dan ending yang mudah dipahami. Cerpen tersebut pada umunya bersifat kovensional dan berdasar pada realitas /fakta. Maka cerpen tipe ini biasanya enak dibaca dan mudah dipahami. Pembaca awam dapat membaca cerpen jenis ini kurang dari satu jam.
Sebaliknya, cerpen tipe kedua, yaitu slice of life short-story, tidak terfokus temanya, memencar, sehingga plot tidak terstruktur. Plot(alur) ceritanya kadang dibuat mengambang oleh pengarang.nya. Pada umumnya,cerpen jenis ini ditulis dengan gaya kontemporer dan bersumber dari ide atau gagasan murni, maka disebut juga dengan cerpen gagasan. Dengan demikian, cerpen tipe ini seringkali sulit dipahami sehingga perlu dibaca berulang-ulang.Pembaca karya seperti itu adalah kalangan tertentu yang memang paham akan karya-karya sastra.
Cerpen tipe mana pun, yang ditulis sebagai cerpen standar, cermin(flash) maupun cerpan mempunyai beberapa persamaan:
  • Bercerita tentang manusia atau sesuatu yang dimanusiakan
  • Menyajikan satu (tunggal) peristiwa(lampau, sekarang atau yang akan datang)
  • Jumlah tokoh yang ditampilkan satu atau paling banyak tiga orang.
  • Kurun waktu peristiwa sangat terbatas.
  • Pada umumnya, karya dipublikasi di media-massa sebelum diterbitkan dalam bentukkumpulan cerpen.
  • Mengandung elemen plot, sudut pandang, tokoh/pelaku, dialog, konflik, setting dan suasana hati (mood/atmosphere).

No comments:

Post a Comment